Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang
lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan
kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian
yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum dapat juga
dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut
mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan
permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa.
Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangkan kurikulum sebagai suatu proses yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Prinsip kurikulum diperlukan dalam upaya mengembangkan suatu kurikulum, prinsip kurikulum dibagi menjadi dua yaitu prinsip umum
Pada
prinsip umum kurikulum ada lima yaitu (a) Fleksibilitas, pengembangan kurikulum
mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel
dalam 2 hal yaitu yang pertama, program mengupayakan bahwa kurikulum mampu
mengatasi masalah pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan menyediakan
program yang terbuka agar siswa dapat memahami perpindahan program studi yang
satu dengan yang lainnya. Kedua, dalam segi isinya kurikulum memberi ruang bagi
guru untuk mengembangankan bahan kajian sesuai dengan fakta, gejala, dan
peristiwa yang ada di lingkungan
seperti contohnya pemberian materi sayur maka bisa ditunjukan gambar
sayur-sayur dalam kehidupan sehari-hari yang sering dimakan. (b) Relevansi secara
internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta
didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis). (c) Kontinuitas yakni adanya
kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal.
Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan,
baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan agar mencapai suatu tujuan pendidikan
nasional. (d) Prinsip efisiensi yakni mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan program, isi, sarana, tenaga, waktu, biaya, dan
sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya
memadai. (e) Prinsip efektivitas yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
Prinsip
khusus juga terdapat lima hal yang harus diperhatikan yaitu (a) Prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan yang merupakan pusat dan arah semua kegiatan
pendidikan sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka
panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan
bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survei mengenai persepsi
orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survei tentang pandangan para
ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang manpower,
pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama, dan penelitian. (b) Prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar
yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan,
sikap, dan keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan
yang logis dan sistematis. (c) Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu apakah metode yang digunakan cocok, apakah
dengan metode tersebut mampu memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani
perbedaan individual siswa, apakah metode tersebut juga memberikan urutan
kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode tersebut dapat
mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, apakah metode tersebut lebih
menaktifkan siswa, apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan
baru, apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar di rumah dan di
masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang menekankan learning by doing,
bukan hanya learning by seeing and knowing.
(d)
Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran didukung oleh
penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu
diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media apa yang dibutuhkan, bila
belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat,
bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya
dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil terbaik
akan diperoleh dengan menggunakan multimedia (e) Prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian meliputi kegiatan penyusunan alat penilaian harus
mengikuti beberapa prosedur mulai dari perumusan tujuan umum, menguraikan dalam
bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan
pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal
yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana
kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa lama waktu
pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objectif, berapa banyak
butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid.
Dalam kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa
hal yaitu norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan
formula guessing bagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa
yang digunakan, serta untuk apa hasil tersebut digunakan.
Dalam
pengembangan kurikulum bukan hanya fokus pada strukturnya namun juga memenuhi
prinsip-prinsip dari pengembangan kurikulum baik umum maupun khusus karena
prinsip dari kurikulum merupakan jiwa atau ruh daripada kurikulum itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar