Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Pengembangan Kurikulum Model Taba

Gambar
Model pengembangan kurikulum ini oleh Hilda Taba ini berbeda dengan lazimnya yang banyak ditempuh secara yang bersifat dekduktif karena caranya induktif oleh karena itu sering disebut “Model Terbalik” atau “Inverted Model”.

Pengembangan Kurikulum Model Action-Research

Gambar
Model Action-Research ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang melbatkan kepribadian orang tua, siswa guru, strutur sistem sekolah, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan maysrakat. Sesuai dengan asumsi model tersebut model ini menekenakan pada tiaga hal itu: hubungan insane, sekolah dan organisasi masyarakat, serta pengetahuan professional.

Pengembangan Kurikulum Model Administrasi

Gambar
Model Administrasi atau line staff adalah pengembangan kurikulum yang pelaksanaannya dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan atau kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Dengan wewenang administrator pendidikan yakni dirjen, direktur, dan kepala kantor wilayah pendidikan serta kebudayaan kemudian membentuk suatu tim yang terdiri dari pejabat di bawahnya, dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Sifat dari pengembangan model ini yaitu sentralis sehingga memusat.

Pengembangan Kurikulum Model Beauchamp

Di kembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964), dengan lima langkah penting pengambilan keputusan kurikulum sebagai berikut: 1.       Menetapkan arena atau lingkup wilayah. Yakni yang dicakup oleh kurikulum, baik dari tingkat sekolah; kecamatan; kabupaten; propinsi; ataupun seluruh negara.

Pengembangan Kurikulum Model Grass Roots

Gambar
Model pengembangan grass roots ini merupakan lawan dari model adminitratif. Inisiatif dan pengembangan kurikulum model yang pertama, yang digunakan dalam sistem pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model grass roots dikelola secara desentralisasi. Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum.model grass roots memungkinkan terjadinya kopetisi di dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.  

Pengembangan Kurikulum Model Teknologi

Gambar
Abad dua puluh ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Sejak dahulu teknologi telah diterapkan dalam pendidikan, tetapi yang digunakan adalah teknologi sederhana seperti penggunaan papan tulis dan kapur, pena dan tinta, sabak dan grip, dan lain-lain. Dewasa ini sesuai dengan tahap perkembangannya yang digunakan adalah teknologi maju, seperti audio dan video casssette, overhead projector, film slide, dan motion film, mesin pengajaran, komputer, CD-rom dan internet.

Pengembangan Kurikulum Model Rogers

A.     Pengertian Model  Pengembangan Kurikulum Model adalah pola yang dapat membantu berfikir,konseptualisasi, suatu proses yang menunjukkan prinsip-prinsip, dan proseduryang dapat menjadi pedoman bertindak. Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, menurut Nana Syaodih Sukmadinata pengembangan kurikulum bisa berartipenyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction),bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada. Pengembangan kurikulum dapatdilakukan dengan sistem dan cara yang dituangkan dalam berbagai model.

Pengembangan Kurikulum Model KTSP

Gambar
A.     Pengertian KTSP KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi dan karakteristik sekolah/ daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikumum tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurukulum dan  standar kompetensi lulusan di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertugas di bidang pendidikan mulai dari SD, SMP dan SLTA.